Web Design

product 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque nec dictum tortor.

Multimedia

product 1

Proin eleifend quam eu purus aliquet scelerisque. Sed non nibh a urna tristique vestibulum.

Customizations

product 1

Morbi suscipit, nisl eget porttitor hendrerit, arcu sapien cursus enim, id luctus felis metus urna.

Komunitas Anak Jalanan (KANJAL) Se-Pegunungan Tengah Papua (La Pago)Koordinator Wilayah Kimbim-Pyramid Sektor Tengah X-Merah Watikam West Papua (Melanesia)

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Oleh Kanjal Watikam

setiap hari mereka bekerja keras
mencari uang
demi sesuap nasi dan demi hidup mereka
dengan bekerja seadanya

di bawah terik matahari
mereka mengemis-ngemis, mengamen,
jual koran majalah, berjualan minuman,
jadi tukang parkir, tukang bawak barang-barang orang
cari barang rongsokan, botol bekas dan lain sebagainya
itulah pekrjaan mereka lakukan sehari-harinya
bahkan diantara mereka kebanyakkan tidak bersekolah lagi

anak jalanan itu tidurnya tidak teratur
ada yang tidur didepan ruko
tidur digubuk kardus, bawah jembatan yang penuh dengan sampah
dipinggir jalan, adapun yang tidur d rumahnya sendiri

sungguh susahnya kehidupan anak jalanan itu
mereka harus berjung hidup dan mati
pekerjaan yang mereka lakukan amat berat
rasanya tak kuat melihat anak jalanan itu
rasanya ku ingin membimbing mereka
tapi apa daya, akupun tak bisa membantu selebihnya
aku hanya bisa berdoa ke pada allah, dan memberi sedikit sadekah
kepada anak jalanan itu

seharusnya mereka tidak boleh
bekerja keras dan mencari uang seperti itu
karena mereka adalah anak di bawah umur
yang masih di bimbing serta d biayai orang tuanya

anak jalanan itu harusnya bersekolah
bermain,belajar, menyalurkan hobynya dan lain sebagainya
tapi mengapa mereka harus bekerja mencari uang ???
garis kemiskinanlah yang menbuat mereka berhenti sekola
dan tidak dapat belajar seperti anak lainnya

orang tua yang seharusnya membiayai hidupnya
tapi orang tualah yang membuat anaknya seperti itu
karena orang tua seperti mereka tidak pernah
ingin berusaha demi anak-anaknya sendiri
bahkan kebanyakkan dari orang tua mereka
sangat menyetujui jika anaknya mencari uang dan tidak menyusahkan mereka

jerit tangis selalu ada di benak mereka
keluh kesah dan kesedihan yang selalu mereka rasakan
pahit manisnya hidup juga mereka rasakan
susah senang yang mereka hadapi

mereka mencari sesuap nasi dari pagi ke sore,
dan keesokkan harinya terus-terus seperti itu
tanpa mengenal waktu dan tempat
dan tanpa beristirahat
begitulah anak jalanan

berjuanglah anak jalanan kuharap ada tempat yang layak bagi kalian

Aku sampah


tidurku hanya beralaskan kardus...
atapku hanyalah langit biru..
di mana aku merasa lelah dan ngantuk di situ pula aku tertidur...
tanpa peduli sama siapa pun...

dengan seperti ini..
apakah aku sampah masyarakat..??
aku juga tak mau begini..
tapi keadaan yang memaksaku harus begini...

aku juga punya cita-cita dan masa depan..
aku juga masih punya harapan....
walapun banyak batu tajam yang menghadang..
tapi aku akan terus berjuang....

Oleh Kanjal Watikam

Engkau bunga yang indah
Bunga yang manis menghiasi trotoar sang metro
Hari-harimu engkau habiskan bersama kotak celengan receh di sepanjang jalan metropolitan
Tak kenal rasa lelah,letih,hanya tuk sesuap nasi
kini engkau layu terkapar di tepi jalan
masih adakah penghuni dunia yang ingin menyiram bunga layu itu?

Entahlah manusia kini hidup dengan keegoanya
Rasa iba kini menjadi jijik
Rasa peduli kini menjadi duri
Sang jua memohon untukmu
Sadarkanlah insan sang duniawi
Tuk menoleh kebelakang...


Senandung sendu meratap-ratap
memar tubuhnya membiru lagi
bibirnya kaku, dingin dan semu..
tapi lantunkan lagu cinta.
Tuhanku, adakah seseorang yang mampu menopang berat deritanya ?
Tuhanku, kirimlah seseorang untuknya.
Menaiki tangga mimpi
mengambil tiap lagu-lagu di langit
ingin temukan kedamaian..
mengais-ngais mimpi dari jalanan, yang kadang terbuang oleh orang yang menaiki mobil mewah.
semburat senyum tipis dari wajahnya
menyimpan keluguan misteri mimpi
yang akan terungkap nanti.
kamu, jangan berhenti bermimpi
aku akan selalu memberimu permata
yang menjadi doa pemimpin langkahmu.
Tuhan, walau semenit jadikanlah Ia orang paling bahagia sedunia.

By : Kanjal  Watikam

Oleh: Watikam Voice

berjalan menyusuri lorong yg gelap
tanpa arah dan tujuan ...
dengan langkah terkulai
menahan lapar dan dahaga...

peluh membasahi tubuh
air mata membasahi pipi...
hidup d dunia yg keras...
mamaksa diri untuk tetap tegar...

tak ada belas kasihan
dan tak pernah berharap
untuk d berikan kata kasihan....

terus berjuang mempertahankan hidup
di sela-sela keras nya kota metropolitan..

berharap masih ada masa depan
yang masih terbentang...
walaupun harapan hanya  tinggal harapan.........

                                  * Kanjal Watikam *

Oleh : Watikam Voice
Berangkat dari pengalaman melihat realitas, mendengar dari para pakar dan membaca dari pemberitaan media bahwa masalah yang dihadapi anak jalanan sangat kompleks dan rumit. Dari latar belakang mereka ke jalan, situasi yang penuh ancaman kehidupan jalanan, serta berbagai bentuk depresi sosial ekonomi, kultural dan psikologis. Semua itu saling terkait membangun pola perilaku dan kematangan emosi bagi anak- anak. Masyarakat umumnya melihat anak jalanan adalah predikat dengan sejumlah stigma sosial yang sudah menempatkan mereka pada posisi yang tersudut. Bagi anak jalanan perempuan, disamping ia menerima sederet karakter yang diberikan masyarakat juga tidak bisa melepaskan diri dari statusnya sebagai perempuan. Sebagai gadis jalanan dengan kodratnya sebagai perempuan (menstruasi, hamil dan melahirkan), ia sangat rentan dengan tindak kekerasan, perkosaan dan pelecehan seksual.

Abstraksi ini tidak akan mengupas secara teoritis keberadaan anak jalanan perempuan. Tetapi adalah awal bercerita tentang pergaulan dengan anak-anak jalanan perempuan di Kodya Yogyakarta. Barangkali terlalu jauh kalau diberi label penanganan terhadap anak jalanan perempuan, oleh karena itu bahasa yang kami gunakan adalah berkawan dengan “anak jalan perempuan .

Untuk mengungkap pengalaman kami dengan gadis-gadis jalanan, sangat sedikit yang dapat kami utarakan. Hal ini karena rentang waktu bergaul dengan mereka yang relatif masih terlalu dini bila dibandingkan dengan pergaulan yang dilakukan oleh Girli dengan anak jalanan laki-laki. Bisa dikatakan bahwa ini adalah permulaan untuk menapaki proses bersama dengan gadis-gadis jalanan yang sering mendapat predikat “Rendan (kere dandan).

Sebagai langkah permulaan untuk berkawan lebih dekat dengan mereka adalah menjalin persahabatan dan pertemanan sebagaimana umumnya terjadi. Adalah hal yang wajar bila kemudian dalam perkawanan, masing- masing terlibat dalam perbincangan diseputar kehidupan mereka, latar belakang mereka, dan perisiwa-peristiwa yang mereka alami. Hingga akhirnya dapat kami ketahui mengapa mereka ke jalanan. Pada umumnya mereka berangkat dari ketidak harmonisan dalam keluarga, percekcokan orangtua, salah satu dari orangtua meninggal sehingga harus menikah lagi, perceraian, situasi kemiskinan, anak kesulitan menyesuaikan diri. Beberapa anak berangkat dari kekecewaan hubungan lawan jenis yang terlanjur. Juga karena pergaulan dengan anak jalanan yang akhirnya membawa mereka ke kehidupan jalanan.
Bagaimana kehidupan mereka di jalan?

Mereka menganggap jalanan adalah komunitas mereka, bagian dari kehidupan mereka. Toh demikian, tidak dapat dipastikan juga dimana mereka selalu berada, mereka sering berpindah-pindah tempat. Ada beberapa tempat sebagai alternatif mereka mangkal. Toilet umum didepan Hotel Mutiara, Pom bensin jalan Mangkubumi, Taman kawasan Shopping, alun-alun utara dan Purawisata. Beberapa diantara mereka sering mangkal di Pantai Samas.

Pada umumnya mereka dipelihara oleh orang laki-laki atau anak- laki- laki yang hidup disekitar tempat mereka mangkal. Biasanya laki-laki akan membayar makan dan minum gadis-gadis jalanan. Bahkan beberapa dari mereka menawarkan untuk membiayai sekolah bila mereka kembali ke sekolah. Hubungan antara gadis-gadis jalanan dengan laki-laki yang memberi mereka makan, atau yang berstatus pacar tidak menutup kemungkinan terjadinya hubungan seksual. Seks menawarkan dua hal bagi mereka; kenikmatan hubungan dan pemeliharaan.

Sebelum ada open house gadis jalanan siang hari mereka berbaring tidur-tiduran diatas peti di pasar Beringharjo lantai II, menyanyi dan bergitar bersama. Kadang-kadang main kerumah temannya atau pergi ke tempat lain diluar pasar. Sebagian mereka bergerombol dengan anak laki-laki di taman Jalan Senopati. Ketika senja hari minum alkohol, ngepil, kalau mereka strees gadis-gadis menggores-gores tangan mereka dengan guilette. Karena pada sore hari pasar tutup, anak-anak biasanya pergi ketempat lain, ke Purawisata atau ke alun-alun selatan. Sebagian dari mereka tidur di "kotakan shopping". Setelah dibuka "Rumah terbuka" pada pagi hari sebagian dari mereka datang ke Open House untuk tidur, mencuci atau sekedar singgah sebelum pergi ke suatu tempat yang lain.

Dari gambaran singkat mengenai tingkah laku, pola pergaulan di jalanan, pergaulan dengan lawan jenis tersebut, kami mencoba melihat masalah-masalah yang sering dihadapi oleh anak jalanan perempuan adalah:
Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduksinya; bahaya kehamilan, aborsi, atau terjangkitnya penyakit kelamin. Kekurangan uang, kebanyakan mereka tidak memiliki pekerjaan seperti anak jalanan laki- laki. Kesulitan untuk kembali ke kehidupan bersama karena masa lampaunya dijalanan, mereka dianggap sebagai orang yang berdosa dan masih sukar untuk diterima. Bahaya penggunaan alkohol dan pil yang berlebihan. Melukai diri sendiri, ketika mereka stress. Diskriminasi dan penolakan dari kehidupan masyarakat. Merespon permasalahan tersebut diatas, bukanlah kerja mudah yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Karena bukan saja melibatkan anak jalanan sendiri tetapi melibatkan keterbukaan masyarakat pada umumnya. Biasanya ketika mendengar kata "anak jalanan" masyarakat pada umumnya sudah membawa seperangkat asumsi yang negatif dengan mereka. Sehingga untuk membuka rumah terbuka sebagai tempat singgah bagi gadis-gadis jalanan harus berhadapan dengan sejumlah alasan untuk menolak kehadiran gadis-gadis jalanan di tengah-tengah komunitas mereka. Bila demikian, kemudian dimana mereka bisa diterima? Karena jalanan juga sarat dengan segudang kekerasan. garukan dari pihak keamanan dengan alasan stabilitas ataupun kebersihan kota ternyata tidak menyelesaikan. Tipuan-tipuan yang mengatas namakan pihak keamanan memaksa mereka menerima pukulan-pukulan atau penganiayaan. Perkosaan dan pelecehan seksual juga sering dialami gadis-gadis jalanan. Apa yang dilakukan oleh Inasswasti dengan gadis-gadis jalanan sebatas mencoba membuka "rumah terbuka" sebagai alternatif rumah singgah bagi mereka. Dan mencoba membangun, memberi makna perkawanan, persahabatan dengan gadis-gadis jalanan dalam rangka membuka katub-katub yang selama ini tersumbat.


Kanjal Watikam adalah sebuah komunitas dimana anggota-anggota nya tergabung dari kalangan pelajar, mahasiwa-mahasiswi di wilayah baliem tengah papua.
Awal mula Komunitas ini berdiri karena ada nya rasa solidaritas yang tinggi kepada anak-anak yang kurang beruntung baik dalam kebutuhan materi ataupun pendidikan,khusus nya anak-anak jalanan.

Untuk itu tujuan kami mendirikan komunitas ini adalah,menghimbau para pemuda-pemudi Indonesia untuk ikut berpartisipasi memberikan dukungan dan dorongan agar anak-anak jalanan dapat mengenyam bangku pendidikan yang layak seperti anak-anak pada umum nya.

KANJAL berdiri pada tanggal  29 Mei 2013 tepat nya di Daerah
Pegunungan Tengah Papua, Kota Wamena.Yang di ketuai oleh Elius R Tabuni
Dan beranggotakan W. Wantik(wakil ketua sekaligus bendahara)Witen Holago(sekertaris)Uli Walela(humas) dan beberapa anggota nonaktif lain nya. 
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.


Pengelompokan

Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.

Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.
Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja dijalana, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.

Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada sebuah faktor perekonomian keluarga, sehingga mereka mencarai uang tambahan jajan dengan cara mengamen di jalan dll
Sahabat Anak jalanan adalah komunitas yang peduli serta memperjuangkan Hak-hak Anak